Sunat adalah prosedur medis yang umum dilakukan pada pria di berbagai budaya dan agama. Namun, bagi sebagian orang, pemikiran tentang menjalani sunat bisa menimbulkan rasa takut dan kecemasan. Namun, penting untuk menyadari bahwa menunda atau menghindari sunat juga memiliki risiko loh.
Tentu, takut akan prosedur sunat adalah hal yang wajar bagi banyak pria. Namun, menunda atau menghindari sunat dapat memiliki konsekuensi serius terhadap kesehatan. Risiko-risiko ini termasuk peningkatan risiko infeksi, kanker penis, dan masalah kesehatan lainnya yang dapat mempengaruhi kualitas hidup.
Infeksi saluran kemih adalah salah satu risiko utama bagi pria yang tidak menjalani sunat. Kulit yang menutupi ujung penis, atau kulup, dapat menjadi tempat berkembang biak bagi bakteri dan kuman. Tanpa perawatan yang tepat, ini dapat menyebabkan infeksi yang menyakitkan dan mempengaruhi kesehatan umum.
Selain itu, menunda sunat juga dapat meningkatkan risiko terkena kanker penis. Beberapa penelitian telah menunjukkan bahwa pria yang tidak disunat memiliki risiko lebih tinggi terkena kanker penis dibandingkan dengan mereka yang menjalani sunat. Kanker penis dapat menjadi kondisi yang serius dan bahkan mengancam jiwa jika tidak didiagnosis dan diobati dengan tepat.
Tidak hanya itu, fimosis dan parafimosis adalah masalah kesehatan lain yang mungkin terjadi jika sunat tidak dilakukan. Fimosis adalah kondisi di mana kulup tidak dapat ditarik mundur dari kepala penis, sementara parafimosis terjadi ketika kulup yang tertarik terlalu jauh dan tidak dapat dikembalikan ke posisi semula.
Dengan mempertimbangkan risiko-risiko ini, penting bagi pria untuk memahami pentingnya sunat dan konsultasi dengan dokter untuk mendiskusikan opsi perawatan yang tepat. Meskipun keputusan untuk menjalani sunat adalah hal yang pribadi, pemahaman akan risiko-risiko yang terkait dengan penundaan prosedur ini dapat membantu pria membuat keputusan yang terinformasi tentang kesehatan mereka.