Ini Yang Terjadi Jika Laki-laki Tidak di Sunat

Sunat adalah proses pelepasan kulup atau kulit yang menyelubungi ujung penis. Tak hanya pada orang dewasa dan anak-anak, sunat atau sirkumsisi juga bisa dilakukan terhadap bayi. Umumnya, sunat dilakukan saat anak laki-laki memasuki usia sekolah dasar atau sekitar 6–10 tahun. Semakin tua usia anak laki-laki atau pria yang disunat, semakin bertambah juga risiko, tingkat kerumitan, dan lama proses penyembuhannya.

Ini yang terjadi jika laki-laki tidak di sunat

Penis yang dikhitan memiliki lebih banyak manfaat dibandingkan risikonya. Sebaliknya, penis yang tidak disunat memiliki sejumlah risiko bagi kesehatan. Salah satunya, rentan terhadap perkembangan bakteri. Hal ini lantaran kulit kulup yang tidak diangkat dapat membuat kotoran menumpuk, jika dibiarkan terus menerus hal ini dapat mengancam risiko kesehatan bagi organ reproduksi pria.

Manfaat khitan bagi pria yang perlu Anda ketahui.

  1. Mengurangi risiko infeksi saluran kemih

Salah satu manfaat sunat bagi pria adalah mengurangi risiko penyakit infeksi saluran kemih. Anak laki-laki yang dikhitan memiliki risiko yang lebih sedikit mengalami infeksi saluran kemih dibandingkan anak laki-laki yang tidak dikhitan. Selain itu, risiko infeksi sekitar 88 persen lebih rendah pada anak laki-laki yang disunat.

  1. Menurunkan risiko penyakit menular seksual

Salah satu manfaat sunat khitan untuk menjaga kesehatan alat reproduksi adalah dapat menurunkan risiko penyakit menular seksual. Pria yang tidak melakukan khitan memiliki risiko lebih tinggi mengalami penyakit menular seksual, seperti HIV/AIDS, HPV, sifilis, herpes.

  1. Mencegah risiko kanker prostat

Sunat memiliki efek perlindungan terhadap risiko kanker prostat. Studi tersebut menemukan bahwa pria yang dikhitan ketika menginjak usia dari 35 tahun dapat menurunkan risiko kanker prostat sebesar 45%. Bagi pria atau anak laki-laki yang dikhitan pada usia 1 tahun pasca lahir dapat menurunkan risiko kanker prostat sebesar 14%. Hal ini tentu sangat berdampak bagi kesehatan organ reproduksi pria.

4. Mencegah penyakit balanitis

Balanitis merupakan penyakit kelamin yang menyerang organ reproduksi pria. Balanitis adalah radang pada ujung kepala penis dan balanoposthitis yang merupakan radang pada kepala penis dan kulup.

Langkah Perawatan Setelah Sunat

Setelah disunat, penis umumnya akan berwarna merah, memar, dan bengkak. Luka sunat pada bayi memerlukan waktu sekitar 10 hari untuk sembuh, sedangkan luka sunat pada anak-anak dan pria dewasa memerlukan waktu setidaknya sebulan untuk sembuh.

Beberapa hal yang perlu dilakukan dan diperhatikan oleh orang yang baru disunat agar luka bisa cepat sembuh, yaitu:

  • Gunakan celana sunat atau celana  yang longgar atau sarung untuk menghindari gesekan dengan penis.
  • Rutin kontrol ke dokter untuk merawat luka dan selalu perhatikan kebersihan alat kelamin untuk menghindari infeksi. Anda boleh mandi setelah diperbolehkan dokter, tetapi hindari mandi dengan cara berendam.
  • Konsumsi obat pereda sakit untuk mengurangi nyeri, seperti paracetamol atau ibuprofen. Terkadang, dokter juga akan meresepkan antibiotik untuk mencegah infeksi setelah sunat.
  • Hindari aktivitas atau olahraga berat, misalnya bersepeda, latihan beban, atau joging. Untuk anak yang baru disunat, pastikan ia tidak terlalu banyak bermain atau bergerak terlebih dahulu.
  • Pria dewasa yang melakukan sunat tidak dianjurkan melakukan hubungan seksual selama sekitar 4–6 minggu atau hingga luka sunat sembuh sepenuhnya.

Sunat yang dilakukan segera setelah lahir, menunggu hingga sekolah, atau tidak disunat sama sekali, semuanya kembali pada keputusan masing-masing. Jika masih ragu, Anda bisa berkonsultasi dengan dokter Spesialis di Surgero terkait kelebihan serta efek samping lain dalam prosedur sunat. Termasuk metode yang akan dipilih, apakah dengan Radiofrekuensi, RF-Pro atau Stapler.